Belum pernah sebelumnya alami seperti judul itu.Terlalu lelah untuk bertahan, terlalu mencintai untuk berlalu, pergi. Pasti si empunya rasa bakalan galau, tepatnya bingung. Sudah tidak pantas rasanya kalau mesti menggunakan bahasa alay di usiaku sekarang.
Benar memang, hidup tak melulu mesti berotasi pada Ce I En Te A, Cinta. Ada kuliah yang memberi setumpuk harapan (tugas), surat - surat yang dikejar deadline, memasak yang menjadi satu-satunya pekerjaan normal-ku sebagai perempuan (zzZ), main games yang bisa jadi obat penat. Sekali lagi, hidup tak selalu berotasi pada cinta. Hanya saja saat ini, sedang tepat berada di posisi itu. Posisi dimana cinta menjadi hal yang penting, hal yang membuatku tersenyum dan menangis tiba-tiba. Memang massa-nya mungkin, tepatnya sedang dalam keadaan seperti itu.
Mudah sekali untuk menyayanginya, padahal baru beberapa saat yang lalu aku kenal dia. Perkenalan yang sudah diawali air mata, *lebay*
Dia ambil perlahan perasaanku, lalu dia ukir disetiap sudutnya, apalagi kalau bukan diukir dengan namanya. Until, there are butterflies are flying on my stomach, up to my heart, stuffing my head *plaak*.
Seandainya orang - orang di luar sana tau betapa banyak kelebihanya, betapa layaknya ia dicintai, betapa pantasnya ia diperjuangkan, mungkin tak akan ada yang mampu mangkir dari panggilan jiwa untuk membahagiakanya.Honestly, I want her more than anything that I've ever wished :(