Hadirnya bukan hanya memberikan segelas air penghilang dahaga. Lebih dari itu, dia juga menyirami tunas-tunas dalam hati yang kian terasa meranggas mati.
Sekalipun terasa jauh, karena tak mampu ku tempelkan pulau yang telah terbelah,. Namun hadirnya cukup membuatku merasa bahwa aku tak sendirian lagi sekarang.
Dengan segala keadaan minoritasku, yang dianggap melenceng dari rotasiku. Aku mulai menemukan setitik sinar dalam pekat.
Aku mencintainya, layaknya umat yang saling menginginkan pendamping diluaran sana. Entah bagaimana akhirnya nanti, yang aku tau...aku ingin milikinya.